BAB
I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kehamilan merupakan masa dimana seseorang perempuan membawa embrio
atau fetus di dalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi
(misalnya, dalam kasus kembar atau triplet). Kehamilan manusia terjadi selama
40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari
pembuahan). Istilah medis yang digunakan pada wanita hamil adalah
gravida.
Kehidupan manusia dimulai sejak konsepsi hingga akhir hayat dan ini
merupakan proses yang selalu berkesinambungan. Apabila sejak konsepsi kebutuhan
seorang ibu hamil sudah diperhatikan maka juga akan berpengaruh terhadap
perkembangan dan pertumbuhan janin yang kelak akan menjadi seorang individu.
Salah satu kebutuhan ibu hamil adalah kebutuhan psikologis. Kebutuhan
ini, juga dipengaruhi oleh faktor keluarga, dan masyarakat serta lingkungan
sekitar. Kebutuhan psikologis ini seringkali tidak diperhatikan oleh ibu
hamil. Terlebih bila sudah melewati trimester satu dan dua.
Memasuki trimester 3 ibu mulai mempersiapkan diri untuk melewati
proses persalinan, oleh karena itu dukungan dari keluarga dan lingkungan
sekitar sangat berpengaruh pada keadaan psikologis ibu.
Para tenaga medis menefinisikan kehamilan manusia dibagi menjadi tiga
periode triwulan, sebagai cara memudahkan tahap berbeda dari perkembangan
janin. Triwulan pertama membawa resiko tertinggu keguguran (kematian alami
embrio atau janin), sedangfkan pada triwulan ke-2 perkembangan janin dapat
dimonitor dan di diagnose. Triwulan ke-3 menandakan awal “viabilitas” yang
berarti janin dapat hidup bila terjadi kelahiran awal alami atau
kelahiran dipaksakan.
Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang kebutuhan psikologis pada
ibu hamil trimester 3. Dimana pentingnya suport dari keluarga, dari tenaga
kesehatan sangat berpengaruh kepada perubahan psikologis ibu tersebut. Bahkan
rasa nyaman dan aman ibu itu sendiri berdampak besar pada proses persalinan
yang semakin dekat.
Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan psikologis?
Bagaimana kondosi psikologis pada ibu hamil?
Apa saja pengaruh dukungan keluarga terhadap
kebutuhan psikologis ibu hamil trimester III?
Apa pengaruh support tenaga kesehatan
terhadap kebutuhan psikologis ibu hamil trimester III?
Apa pengaruh rasa aman dan nyaman terhadap
kebutuhan psikologis ibu hamil trimester III?
Apa saja kebutuhan psikologis pada
ibu hamil?
Apa pengaruh persiapan orang tua terhadap
kebutuhan psikologis ibu hamil trimester III?
Apa pengaruh persiapan sibling terhadap
kebutuhan psikologis ibu hamil trimester III?
Apa saja dampak psikologis ibu hamil trimester
III jika tidak terpenuhi?
Tujuan
Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian umum
mengenai psikologis.
Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai kondisi
psikologis pada ibu hamil.
Mahasiswa mampu menjelaskan pengaruh kebutuhan
psikologis dalam suport keluarga terhadap ibu hamil trimester III.
Mahasiswa mampu menjelaskan pengaruh kebutuhan
psikologis dalam suport dari tenaga kesehatan terhadap ibu hamil trimester III.
Mahasiswa mampu menjelaskan pengaruh kebutuhan
psikologis dalam rasa aman dan nyaman terhadap ibu hamil selama kehamilan
trimester III.
Mahasiswa mampu menjelaskan kebutuhan
psikologis pada ibu hamil/
Mahasiswa dapat mengetahu apa saja persiapan
menjadi orang tua selama kehamilan.
Mahasiswa mampu menjelaskan persiapan sibling
pada psikologis ibu hamil trimester III
Mahasiswa dapat menjelaskan dampak jika
psikologis ibu hamil trimester III jika tidak terpenuhi
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Psikologis
Secara etimologis,
psikologi diambil dari bahasa Yunani yakni psyche yang berarti jiwa dan logos
yang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, psikologi dapat juga
diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang jiwa, namun obyek kajiannya lebih
ditekankan kepada gejala-gejala kejiwaan yang muncul dalam tingkah laku
manusia.
Menurut Wundt (dalam
devidoff, 1981), psikologi merupakan ilmu tentang kesadaran manusia.
Menurut azhari (2004), psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang
memelajari penghayatan dan tingkah laku manusia yang normal, dewasa, dan
berbudaya. Menurut Kartini Kartono (2004), psikologi merupakan ilmu
pengetahuan yang memelajari semua tingkah laku dan perbuatan individu, dimana
individu tersebut tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya.
2.2
Kondisi Psikologis Ibu Hamil
pada
trimester III biasanya ibu merasa khawatir, takut akan kehidupan dirinya,
bayinya, kelainan pada bayinya, persalinan, nyeri persalinan, dan ibu tidak
akan pernah tahu kapan ia akan melahirkan. Ketidaknyamanan pada trimester ini
meningkat, ibu merasa dirinya aneh dan jelek, menjadi lebih ketergantungan,
malas dan mudah tersinggung serta merasa menyulitkan. Disamping itu ibu merasa
sedih akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang akan
diterimanya selama hamil, disinilah ibu memerlukan keterangan, dukungan dari
suami, bidan dan keluarganya.
Masa ini disebut jugamasa
krusial/penuh kemelut untuk beberapa wanita karena ada kritis identitas,
karena mereka mulai berhenti bekerja, kehilangan kontak dengan teman, kolega
(Oakley, dalam Sweet,1999). Mereka merasa kesepian dan terisolasidi rumah.
Wanita mempunyai banyak kekhawatiran seperti tidakan meedikalisasi saat
persalinan, perubahan body image merasa kehamilannya sangat berat, tidak
praktis, kurang atraktif, takut kehilangan pasangan. Bidan harus mampu mengkaji
dengan teliti/hati-hati sejumlah stres yang dialami ibu hamil, mampu menilai
kemampuan coping dan memberikan dukungan.
2.3
Pengaruh Suport Keluarga terhadap Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil Trimester III
Kehamilan termasuk
salah satu periode krisis dalam kehidupan seorang wanita. Tak dapat dielak,
situasi ini menimbulkan perubahan drastis, bukan hanya fisik tetapi juga
psikologis. Dalam aspek psikologis, timbul pengharapan yang disertai kecemasan
menyambut persiapan kedatangan bayi. Semuanya itu ikut mewarnai interaksi
antara anggota dan keluarga.
Pada fase terakhir
pertumbuhan janin berlangsung berlangsung pada periode tiga bulan terakhir
(bulan ke-7 sampai ke-9). Pada fase ini ibu mulai lagi merasa tertekan dan
gelisah. Berat badan calon ib u mulai bertambah drastic antara 10,5 kg sampai
15 kg. calon ibu sering merasa lelah, tidak enak, sukar tidur, kaki dan tangan
bengkak, serta napas pendek.
Secara terinci
perkembangan janin tiga bulan terakhir ini sebagai berikut :
Pada bulan ke tujuh,
janin dalam rahim ibu perlu dikatakan sudah dapat hidup secara independent.
Selaput serebralnya sudah menutupi seluruh otak, janin dapat memperlihatkan
berbagai variasi respons khusus. Pada bulan ini biasanya bayi mencapai panjang
40 cm, dan berat sekitar 1,5 kg. pada usia 8 dan 9 bulan pembentukan kepekaan
pada sentuhan terakhir hamper berbagai organ sudah berfungsi. (Save
M.Dagun. 2002)
Cara keluarga dalam
menghadapi situasi tersebut berbeda-beda tergantung adat dan kebudayaan
setempat. Pada keluarga primitive ada beberapa suku tertentu melakukan upacara
khusus.
Dukungan keluarga tidak
hanya dari seorang suami tetapi juga dari sanak saudara lainnya seperti ibu
kandung maupun ubu metua. Dukungan keluarga meliputi :
Dukungan suami
Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita
yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru
pertama kali hamil. Seorang wanita akan merasa tenang dan nyaman dengan adanya
dukungan dan perhatian dari orang – orang terdekat.
Dukungan dan peran
serta suami dalam masa kehamilan terbukti meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam
menghadapi kehamilan dan proses persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI.
Suami sebagai seorang yang paling dekat, dianggap paling tahu kebutuhan istri.
Saat hamil wanita mengalami perubahan baik fisik maupun mental. Tugas penting
suami yaitu memberikan perhatian dan membina hubungan baik dengan istri,
sehingga istri mengkonsultasikan setiap saat dan setiap masalah yang dialaminya
dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama mengalami kehamilan.
Keterlibatan suami sejak awal masa kehamilan, sudah pasti akan
mempermudah dan meringankan pasangan dalam menjalani dan mengatasi berbagai
perubahan yang terjadi pada tubuhnya akibat hadirnya sesosok “manusia mungil”
di dalam perutnya. Bahkan, keikutsertaan suami secara aktif dalam masa
kehamilan, menurut sebuah penelitian yang dimuatdalam artikel berjudul “What
Your Partner Might Need From You During Pregnancy” terbitan Allina Hospitals
& Clinics (tahun 2001), Amerika Serikat, keberhasilan seorang istri
dalam mencukupi kebutuhan ASI untuk si bayi kelak sangat ditentukan oleh
seberapa besar peran dan keterlibatan suami dalam masa-masa kehamilannya.
Dari
penelitian kualitatif di Indonesia diperoleh berbagai dukungan suami yang
diharapkan isterinya :
Suami
sangat mendambakan bayi dalam kandungan isteri
Suami
senang mendapatkan keturunan
Suami
menunjukkan kebahagiaan pada kehamilan ini
Suami
memperhatikan kesehatan isteri yakni menanyakan keadaan isteri/janin yang
dikandungnya
Suami
mengantar dan atau menemani isteri untuk memeriksakan kandungannya
Suami
tidak menyakiti isteri baik secara fisik maupun perasaan
Suami
menghibur/menenangkan ketika ada masalah yang dihadapi isteri
Suami
menasihati agar isteri tidak terlalu capek bekerja di rumah/di tempat kerja
Suami
membantu tugas isteri
Suami
berdoa untuk kesehatan dan keselamatan isteri dan anaknya
Suami
menunggu ketika isteri melahirkan
Suami
menunggu ketika istreri dioperasi
Diperoleh
atau tidak diperoleh dukungan suami tergantung pada :
Keintiman
hubungan
Adanya
komunikasi yang bermakna
Adanya
kekhawatiran/masalah dalam biaya
Dukungan keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat tinggal
yang kondusif sangat berpengaruh terhadap keadaan emosi ibu hamil. Wanita hamil
sering kali mempunyai ketergantungan terhadap orang lain disekitarnya terutama
pada ibu primigravida. Keluarga harus menjadi bagian dalam mempersiapkan
pasangan menjadi orang tua.
Dukungan dari keluarga yang diharapkan wanita
hamil :
Ayah-ibu kandung,
maupun mertua sangat mendukung kehamilan ini
Ayah-ibu kandung maupun
mertua sering berkunjung dalam periode ini
Seluruh keluarga berdoa
untuk keselamatan ibu dan bayi
Walaupun ayah-ibu
kandung maupun mertua ada didaerah lain, sangat didambakan dukungan melalui
telepon, surat ataupun doa dari jauh
Selain itu, ritual
tradisional dalam periode ini seperti upacara 7 bulanan pada beberapa orang
mempunyai arti tersendiri yang tidak boleh diabaikan
Dukungan lingkungan
Dukungan
Lingkungan Dapat Berupa :
Doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi dari ibu – ibu pengajian/
perkumpulan/ kegiatan yang berhubungan dengan sosial/ keagamaan
Membicarakan dan menasehati tentang pengalamaan hamil dan melahirkan
Adanya diantara mereka yang bersedia mengantarkan ibu untuk periksa
Menunggui ibu ketika melahirkan
Mereka dapat menjadi seperti saudara ibu hamil
Diperoleh dari ibu-ibu
pengajian/perkumpulan/kegiatan yang berhubungan dengan keagamaan/sosial dalam
bentuk doa bersama untuk keselamatan ibu dan janinnya
Membicarakan/menceritakan/menasihati
tentang pengalaman hamil dan bersalin
Ada diantara mereka
yang mau mengantarkan ibu hamil untuk periksa
Mereka dapat menjadi
seperti saudara bagi ibu hamil dan nifas
Support keluarga
terhadap ibu hamil pada trimester III, di antaranya yaitu:
Memberi dukungan moril terhadap sang ibu dalam mempersiapkan
persalinan, dapat berupa nasihat maupun dukungan emosional mengenai gambaran
proses persalinan.
Suami berusaha membaca banyak buku tentang anak dan peran orangtua
Menyiapkan berbagai fasilitas untuk mempersiapkan kedatangan bayinya.
Suami menjadi tampak semakin hati-hati, penuh memahami dan selalu berusaha
menjaga hubungan damai dengan istrinya.
2.4
Pengaruh Suport Tenaga Kesehatan terhadap
Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil pada Trimester III.
Pada masa kehamilan
usia 7 sampai 9 bulan (trimester III) keberadaan tenaga kesehatan baik bidan,
dokter yang berada di BPS, polindes, puskesmas, rumah bersalin, maupun rumah
sakit sangat dicari keberadaannya oleh klien . Karena pada saat ini keluaraga lebih
berhati-hati dan sering mengkonsultasikan keadaan kehamilan si ibu.
Pada kesempatan ini
tenaga kesehatan berpotensi untuk menganjurkan persalinan yang normal, alamiah
dan sehat serta yang paling penting proses persalinan tersebut dilakukan oleh
tenaga kesehatan bukan oleh seoarang dukun.
Tenaga kesehatan dapat memberikan
peranannnya melalui dukungan :
F
Aktif : Melalui kelas antenatal
F
Pasif :
Dengan
memberikan kesempatan kepada ibu hamil yang mengalami masalah untuk
berkonsultasi.
Tenaga kesehatan harus mampu mengenalitentangkeadaan
yang adadisekitaribuhamilatau pasca bersalin, yaitu:bapak, kakak, dan
pengunjung.
Suport tenaga kesehatan
biasanya dilakukan kepada sang ibu diantaranya:
Menjelaskan bahwa persalinan merupakan proses alamiah, normal dan
sehat.
Biasanya
para tim medis membantu memberikan konseling dan ancangan mengenai proses
persalinan yang diambil kelak serta memberikan pengertian mengenai persalinan
yang akan diambil sebaiknya oleh tenaga kesehatan dan bukan ke dukun.
Menjelaskan mengenai biaya-biaya persalinan.
Tidak
semua ibu dapat mejalani trimester III dengan tenang, seringkali ibu cemas akan
biaya yang akan dihadapinya. Di sinilah tenaga kesehatan memberikan solusi,
seperti tabulin (tabungan bersalin) yang bisa dimulai sejak ibu mengalami
kecemasan akan biaya. Tenaga kesehatan juga bisa memberikan beberapa
perkiraan-perkiraan harga bersalin di BPS, rumah sakit maupun puskesmas.
Memberikan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan
ibu dan janin.
Selama
hamil tubuh seorang ibu lebih rentan terkena penyakit, sehingga faktor makanan
harus benar-benar diperhatikan. Gizi ibu hamil juga perlu diperhatikan,
terutama pada trimester III yang semakin mendekati persalinan. Selain itu ibu
juga harus di berikan konseling mengenai aspek yang berkaitan dengan pemenuhan
ASI eksklusif misalnya memperbanyak konsumsi sayur-sayuran hijau dan perawatan
payudara.
Memberikan sugesti yang positif terhadap ibu
Tenaga
kesehatan harus meyakinkan ibu jika ibu pasti bisa melewati trimester III
dengan baik yang di sertai dengan persalinan yang normal, di harapkan hal ini
mampu mengurangi kecemasan yang di raakan ibu lebih-lebih ibu primi gravida.
Memberikan pendidikan kepada pasangan ibu.
Hal ini
dikarenakan seorang pasangan juga berpengaruh pada psikologis ibu. Pasangan
diharapkan juga memahami tentang apa yang dialami sang istri.
2.5.
Rasa Aman dan Nyaman pada Psikologis Ibu Hamil Trimester III
Dalam pyramid Maslow
kebutuhan akan rasa aman dan nyaman berada pada posisi ke dua, hal ini
menunjukkan betapa pentingnya rasa aman dan nyaman bagi manusia terutama bagi
seorang ibu yang sedang hamil usia trimester III.
Peran keluarga
khususnya suami, sangat di perlukan bagi seorang wanita hamil. Keterlibatan dan
dukungan yang di berika suami kepada kehamilan sang istri akan mempererat
hubungan antara ayah-anak dan suami istri. Dukungan yang diperoleh oleh ibu
hamil akan membuatnya lebih tenang dan nyaman dalam kehamilannya. Hal ini akan
memberikan kehamilan yang sehat. Dukungan yang dapat di berikan oleh suami
misalnya dengan mengantar ibu memerikasakan kehamilan, memenuhi keinginan ibu
hamil yang ngidam, mengingatkan minum tablet besi, maupun membantu ibu
melakukan kegiatan rumah tangga selama hamil. Walaupun suami melakukan hal
kecil namun mempunyai makna yang tinngi dalam meningkatkan keadaan psikologis
ibu hamil ke arah yang lebih baik.
Rasa aman dan nyaman yang diharapkan dari seorang wanita hamil yakni :
Tingkat kemudahan dan
kepuasan pada seseorang yang berubah menjadi orang tua terutama bergantung
kepada keberhasilan mereka (suami isteri) dalam mengartikan dan menerima
hubungan antar anggota keluarga
Apabila pasangan suami
isteri tersebut telah mampu memandang satu sama lain sebagaimana adanya (dan
bukan seperti apa yang diinginkan) dan dapat menerima perbedaan dalam nilai dan
tingkah laku, dapat bekerja sama untuk membangun dasar kekuatan yang fleksibel
untuk keduanya, dapat mengembangkan standar yang memungkinkan keduanya saling
mengerti maka peralihan dari kecemasan menuju kenyamanan selama persalinan akan
lebih lancar
Harapan rasa aman dan
nyaman ini merupakan manifestasi keinginan berbagi rasa yang saat-saat itu
memang cenderung meningkat
Harapan itu akan lebih
mudah terwujud apabila ada kesesuaian antara suami isteri
Menifestasi kesesuaian
terlihat dari perilaku suami yang membantu sambil menahan diri untuk tidak
mengeluh
Optimalisasi
tercapainya harapan rasa aman dan nyaman selama kehamilan dan pasca bersalin
sangatlah individual tergantung dari sudut pandang tiap-tipa orang.
2.6.
Kebutuhan psikologis ibu hamil trimester 3 “Persiapan menjadi Orang Tua”
Pada kehamilan trimester pertama seorang wanita
hamil jika dilihat secara psikologis masih belum memfokuskan pikirannya
mengenai persiapan perannya sebagai seorang ibu setelah kelahirannya kelak.
Hanya saja pada saat itu si ibu lebih bingung dan cemas akan perubahan
penampilan dan seluruh organ pada tubuhnya.
Tetapi jika usia kehamilannya sudah mencapai 7-9 bulan atau yang biasa
dikatakan oleh tenaga kesehatan dengan trimester ke-3. Pada usia kehamilan ini
seorang ibu sudah tidak memperdulikan lagi mengenai perubahan=perubahan yang
terjadi pada tubuhnya karena sudah terjadi proses adaptasi dengan
situasi-situasi seperti itu. Melainkan pada usia kehamilan 7-9 bulan seorang
ibu lebih sibuk terhadap proses persalinannya kelak, tempat yang nantinya akan
dipilih untuk melahirkan bayinya, dan yang paling utama seorang ibu tersebut
lebih mempersiapkan akan perannya yang sebentar lagi akan menjadi seorang ibu.
Seorang ibu cemas karena memikirkan hal-hal seperti dibawah ini:
Kehamilan dan peran sebagai orang tua dapat di anggap sebagai masa
transisi atau masa peralihan
Terlihat adanya peralihan yang sangat besar akibat kelahiran dan peran
yang baru, serta ketidakpastian yang terjadi sampai peran yang baru ini dapat
di satukan dengan anggota keluarga yang baru.
Peran orangtua sebagai proses peralihan yang berkelanjutan:
Peralihan menjadi orang tua merupakan suatu proses dan bukan suatu
keadaan statis.
Berawal dari kehamilan dan merupakn kewajiban menjadi orang tua di
mulai.
Hal-hal yang perlu di perhatikan terhadap kehadiran bayi baru lahir adalah:
Tempramen
Cara pasangan mengartikan stress dan bantuan
Bagaimana mereka berkomunikasi dan mengubah peran sosial mereka
Persiapan Sibling terhadap Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil
Saudara kandung perlu
di persiapkan terhadap kedatangan adiknya, karena bisa menimbulkan perasaan
bersaing (sibling rivalry). Sibling rivalry timbul karena anak-anak takut
perhatian orang tuanya berubah. Pencegahan kondisi ini dapat di lakukan dengan
cara:
Anak di beri tahu kalau bisa sejak awal kehamilan.
Anak toddler di beri kesempatan merasakan bayinya bergerak dalam rahim
dan di jelaskan bahwa rahim adalah tempad khusus bayi tumbuh.
Anak dapat membantu mengatur baju bayi di laci atau menyiapkan tempat
tidur bayi dan kamarbayi.
Bantu anak menyesuaikan diri pada perubahan ini.
Kenalkan anak pada bayi, sehingga anak tidak membayangkan adiknya akan
cukup besar untuk di ajak bermain.
Mengajak anak ke tempat periksa hamil, di beri kempatan mendengarkan
DJJ (denyut jantung janin).
Dampak jika kebutuhan psikologis ibu tidak terpenuhi.
Seorang ibu hamil sangat membutuhkan banyak perhatian, tetapi bukan
diperlakukan seperti orang sakit. Melainkan mendapatkan perhatian khusus agar
dampak-dampak negative yang akan terjadi pada ibu hamil tidak akan terjadi.
Dampak-dampak tersebut diantaranya seperti:
Ibu akan mengalami stress yang juga berdampak buruk pada pertumbuhan
dan perkembangan janinnya.
Ibu akan merasa sendiri dan terbebani dengan kandungannya yang
sebentar lagi lahir.
Ibu akan merasa menyesal atas kehamilannya dan akan berakibat melukai
dirinya sendiri bahkan memumukul-mukul perutnya.
Ibu merasa enggan dan menerima lahirnya bayinya.
Ibu lebih-labih akan berbuat untuk melukai batinya bahkan
membunuhnya.
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Saat hamil merupakan
saat yang sensitif bagi seorang wanita, jadi sebisa mungkin seorang suami
memberikan suasana yang mendukung perasaan istri, misalnya dengan mengajak
istri jalan-jalan ringan, menemahi istri ke dokter untuk memeriksakan
kehamilannya serta tidak membuat masalah dalam komunikasi. Diperoleh tidaknya
dukungan suami tergantung dari keintiman hubungan, ada tidaknya komunikasi yang
bermakna, dan ada tidaknya masalah atau kekhawatiran akan bayinya.
Dukungan selama masa
kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita yang sedang hamil, terutama
dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru pertama kali hamil. Seorang
wanita akan merasa tenang dan nyaman dengan adanya dukungan dan perhatian dari
orang – orang terdekat.
3.2.
Saran
Dari diskusi kelompok kami mengenai kebutuhan psikologis pada ibu hamil
trimester ketiga, kami mengharapkan sebuah motivasi dan acuan dari lingkungan
keluarga, sosial juga masyarakat untuk senantiasa memberikan perhatian khusus
terhadap wanita yang sedang mengalami kehamilan. Agar meminimalisir terjadinya
gangguan dan trauma-trauma yang terjadi pada ibu hamil juga untuk menghindari
terjadinya kecacatan fisik pada bayi.
DAFTAR
PUSTAKA
Dagun, Save M. 2002. Psikologi
Keluarga. Jakarta : Rineka Cipta.
Kartono, Kartini. 1992.
Psikologi Wanita. Bandung : Mandar Maju.
Mansur, Herawati. 2009.
Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Fandien. 2010.http://Fandienbecomeamidwife.blogspot.com/2010/02/adaptasi-psikologi-dalam-kehamilan.html (online). Diakses
tanggal 8 Maret 2011 pukul 20.06 WIB